The Making of Chinese Democracy (part 2)

The Making of Chinese Democracy (1994-2008)

The Making of Chinese Democracy

The Making of Chinese Democracy

1996: SLASH GOES, DUFF REMAINS

Kontrak baru mulai berlaku pada tanggal 31 Desember 1995, Axl pun mulai bergerak dengan menata kembali The Complex studio menjadi studio rekaman Guns. Namun, hubungan Slash dan Guns semakin tidak harmonis sejak ditandatanganinya kontrak baru tersebut. Pada bulan April, Slash malah tur bersama Nile Rodgers dan Chic, selama dua minggu di Jepang. Sekitar bulan Juli, Axl mencoba mendekati Slash lagu untuk kembali ke Guns, namun kali ini sebagai musisi cabutan dalam term ‘trial period’ di partnership baru Guns ini. Dan jika dalam masa trial ini Slash menunjukkan progress yang bagus, maka kontrak akan berubah menjadi kerjasama jangka panjang. Pada saat itu, Duff dan Matt bersama Neurotic Outsiders merilis debut album.

slash96Pada bulan Agustus, Gunners dijadwalkan masuk studio untuk merekam album baru, namun keadaan masih belum berpihak kepada Guns, mereka tidak pernah satu visi, dan tidak menghasilkan sesuatu yang nyata. Axl pun mulai melupakan konsep industrialnya, dia hanya ingin tetap menyenangkan Slash dan membuat album yang diinginkan Slash, album seperti Appetite For Destruction.  Dari beberapa materi yang dihasilkan, Axl mengaku setidaknya yang dikerjakan Slash bersama Gunners adalah yang terbaik sejak Illusions, yang mengingatkan dia akan album Aerosmith Rocks. Di sebuah acara makan malam rahasia, Axl mencoba menerangkan kepada Slash arah yang akan ditempuh Guns ke depan, namun Slash menganggap ide itu tidak relevan dan aneh. Dan kehadiran Paul rupanya masih menjadi tembok penghalang proses kreatif antar Slash dengan Gunners. Slash hanya bertahan tiga minggu, pada akhir bulan Oktober, melalui perwakilannya, dia menyatakan telah keluar dari Guns N’ Roses. Pada saat itu juga, Axl mengirimkan fax ke MTV, menyatakan bahwa Guns akan merilis album baru, dengan 12 lagu dan setidaknya ada 3 b-side. Serta, dia tidak akan menyertakan lagu yang digarap Slash, karena hanya dia yang bisa memainkan riffs dahsyat itu.

1997: MATT AND DUFF LEAVE

Dalam partnership baru GN’R ini, posisi para personil tidak ada yang pasti. Pada awal Januari, Michael Bland, kolaborator Prince, diaudisi untuk posisi drummer. Axl sedang mencoba try out beberapa kolaborator untuk proyek album baru ini, termasuk produser lama mereka Mike Clink. Salah seorang eksekutif Geffen, Todd Sullivan, pun ditunjuk untuk menjadi menangani proyek ini dan terus memberikan semangat kepada Axl untuk mengerjakan album barunya. Todd pun mengirimkan beberapa referensi untuk didengar Axl, dan berharap Axl akan memilih salah satunya sebagai produser. Namun CD-CD itu bernasib hancur berkeping dilindas oleh mobil Axl. Axl pun memperdengarkan demonya yang hanya sketsa itu kepada Todd, Todd menyarankan untuk menyelesaikan dengan memilih produser baru. Keesokan harinya Todd diberhentikan dari proyek oleh pimpinan Geffen Eddie Rosenblatt.

Matt Sorum (1996)

Matt Sorum (1996)

Arah musik Guns mulai jelas ketika supreme dance-rock, Moby memasuki arena pada bulan Februari. Materi pun diperdengarkan, banyak lagu memakai loop, dan untuk ukuran rocker, mereka lebih bagus dari yang pernah dia dengar selama ini. Salah satu demo yang didengar adalah sketsa lagu “Oh My God”, yang ditulis oleh Paul Huge, yang kemudian chorusnya disempurnakan oleh Dizzy Reed. Duff dan Matt tidak melihat potensi dari lagu ini, dan tidak tertarik untuk meneruskan demoitu menjadi sebuah lagu.  Sementara itu, Matt juga memperkenalkan Axl kepada gitaris Nine Inch Nails, Robin Finck. Saat itu Axl pun menginginkan Robin untuk bergabung dengan Guns, bermain sebagai lead gitaris, Finck pun dikontrak selama 2 tahun. Masuknya Finck sebagai lead gitar Guns, menjadi saksi kontribusi terakhir Matt terhadap Guns. Pada suatu waktu, Paul mengatakan sesuatu yang buruk tentang Slash, dan Matt membela Slash. Axl muncul dan Matt pun dipecat dari Guns.

You don’t say that when I’m in the room” -Matt Sorum-

Duff McKagan (1997)

Duff McKagan (1997)

Pada bulan Mei, salah satu kolaborator Guns, West Arkeen, meninggal karena overdosis, dalam usia 36 tahun. Setelah Matt dipecat, alumni NIN yang lain pun mulai didekati, untuk menggantikan posisi Matt, yaitu Chris Vrenna sebagai drummer dan programmer, karena Axl ingin bereksperimen dengan musik elektronik. Mantan drummer Pearl Jam, Dave Abbruzzese, pun diaudisi. Pada pertengahan bulan Agustus, Duff menyatakan diri keluar dari Guns  dengan alasan sudah tidak ada kecocokan, dan tidak nyaman lagi. Alasan kenapa selama ini dia masih bertahan adalah karena dia ingin menjadi jembatan antara Axl dan Slash.

“Axl, we had a lot of fun together, but it’s your own band now. I’m not interested in you as a dictator. I didn’t come here to talk about the money advanced for next record. You can have it” -Duff-

1998: PUTTING TOGETHER THE NEW BAND

Chris Pitman (2007)

Chris Pitman (2007)

Pada awal tahun, Geffen Records mengirimkan A&R James Barber untuk masuk dalam proyek. Pihak label pun menginginkan album baru ini bisa dirilis pada saat Natal 1998. Geffen sangat berharap terhadap album baru Guns ini karena mereka bisa besar karena Guns. Pada bulan Maret, Axl merekrut teknisi gitar dan ProTools dari band Tool, Billy Howerdel. Tugas utama Billy adalah memprogram sound gitar yang ada. Dia bersama Axl hanya berkerja pada malam hari, sedangkan yang lain pada siang hari bersama produser. Dari Howerdel, Axl dikenalkan dengan Chris Pitman, seorang multi-instrumentalis yang juga tur bersama Tool, yang kemudian direkrut untuk memberikan nuansa modern.

Josh Freese (2000)

Josh Freese (2000)

Merekapun pindah ke Rumbo Recorders di daerah San Fernando, dimana sebagian lagu di album Appetite For Destruction direkam disana. Axl pun mulai mengumpulkan para personil band. Seorang session drummer asal Los Angeles, Josh Freese, harus rela terbang dari London untuk ikut audisi pada hari itu juga. Axl tahu Josh dari permainannya bersama Devo. Freese pun merekomendasikan teman lamanya Tommy Stinson, mantan bassis Replacements, ketika Guns membutuhkan pemain bass.

Pada Mei 1998, secara resmi Geffen mengumumkan keluarnya Slash dan Duff dari Guns, dan Axl berjanji akan merilis album baru Guns tidak lebih dari 1 Maret 1999, sebagai imbalan diterimanya advance royalti. Axl pun menandai ‘kebisuannya’ dengan merilis “This I Love” untuk sebuah film soundtrack: What Dreams May Come, yang diperankan Robin Williams. Namun, lagu itu tak kunjung jadi. Mereka pun sibuk merekam ulang Appetite For Destruction, dengan formasi Josh Freese (drum), Tommy Stinson (bass), Paul Tobias (guitar) dan Robin Finck (lead guitar) dengan perubahan mereka tidak merekam ulang lagu “Anything Goes” dan “You’re Crazy” namun diganti dengan “You Could Be Mine” dan “Patience”. Maksud dilakukan rekaman ulang ini, karena mereka perlu beberapa teknik bermain seperti dalam album Appetite, dan mereka harus tur promo yang akan banyak mengambil lagu dari album Appetite. Selain itu, proses ini adalah sekaligus modal bagi band untuk menggarap album baru karena mereka sudah lama tidak menggarap lagu.

Tommy Stinson (2001)

Tommy Stinson (2001)

Produser baru pun didatangkan, kali ini Youth (Martin Glover), mantan bassis Killing Joke, yang sukses memproduseri U2 dan the Verve. Youth berusaha keras membujuk Axl untuk fokus menulis lagu, sampai harus nge-jam akustik di dapur hanya untuk memancing Axl mau bernyanyi kembali (Axl absen bernyanyi sekitar 18 bulan). Demo yang didengar Youth sebenarnya ide yang cukup brilian, Axl menginginkan demo itu menjadi sebuah album yang memadukan karakter sound Led Zeppelin di album Physical Grafitti dengan Pink Floyd di album Dark Side of The Moon. Salah satu demo yang dipercaya didengar oleh Youth adalah lagu “Madagascar”, yang juga ditulis oleh Pitman. Dave Dominguez, staff engineer di Rumbo studio menyatakan, demo yang ada saat itu adalah “Oklahoma” yang terinspirasi oleh kasus bomb di Oklahoma, kemudian lagu Dizzy “Ides Of March” yang diambil dari salah satu nama loop.

Geffen pun menawarkan satu juta USD dan bonus 1 juta USD jika bisa menyelesaikan album tersebut sebelum Maret 1999 dan tambahan royalti jika Youth bisa memaksa Axl untuk mempercepat pengerjaan album. Axl mengaku belum siap, dan merasa tidak bahagia, dia memerlukan perjalanan spiritual untuk membuatnya kembali ke dalam proses kreatif, dan memilih untuk mengasingkan diri di istana pribadinya di Canyon. Youth pun menyerah. Dan produser baru pun masuk arena. Kali ini Robin dan Billy menyarankan menggandeng Sean Beavan, produser Marilyn Manson sekaligus NIN, sedangkan sesi rekaman dan pemrograman dipegang Critter (yang juga dikenal sebagai kolaborator Ministry, Jeff Newell). Beavan pun mulai mengerjakan demo-demo tadi menjadi instrumental yang lebih nyata.

Pengeluaran operasional untuk proyek inipun membengkak tajam, selama lima hari dalam seminggu, seorang kurir harus mengirimkan DAT hasil rekaman ke kediaman Axl di Malibu, dan sebagian besar tidak mendapatkan respon apapun dari Axl. Kadang berminggu-minggu tidak terjadi aktifitas rekaman, dan pada akhir tahun, tim produksi berhasil menumpuk hasil rekaman dalam bentuk DAT dan CD. Tekanan dari Universal kepada para eksekutif Geffen pun semakin tinggi, boss Universal Music Group Edgar Bronfman dua minggu sekali meminta jadwal rilis album baru ini, karena telah mengeluarkan biaya jutaan USD.

Proses yang tak kunjung selesai ini membuat nasib James Barber berakhir tepat setahun dalam proyek ini tanpa menghasilkan album baru. Namun dia masih optimis, bahwa demo versi Robin Finck/Josh Freese/Tommy Stinson/Billy Howerdel/Dizzy Reed yang sudah direkam ini sangat menjanjikan, dan mengusung nuansa Zeppelin, Nine Inch Nails dan Pink Floyd. Demo itu hanya perlu vokal dan dimixing, kalau Axl sudah mengisi vokal, makan album itu akan menjadi album paling kontemporer tahun 1999.

BACK NEXT