Metal Edge

Mainly about metal music’s phenomenon, but I don’t have suitable name for this section, so let it be..

Musik Metal? Apa itu musik metal?

Heavy Metal Is The Law

Heavy Metal Is The Law

Sebelum saya memulai menulis beberapa pemikiran yang ada di kepala saya, mari sama-sama kita persepsikan bahwa yang akan saya tulis berikut ini bukan sejarah musik metal. Karena untuk menuliskan sejarahnya, akan memakan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu, karena saya harus melakukan riset, mengumpulkan semua data agar sejarah yang ditulis nanti menjadi komprehensif. Dalam tulisan kali ini, saya hanya ingin berbagi, tentang sebuah pertanyaan yang mungkin anda semua juga pernah terlintas, ‘Kemanakah gerangan musik metal? Dan apakah musik metal yang kita dengarkan dari band-band yang muncul belakangan?’Oleh karena itu, mungkin nanti anda akan menjumpai ketidaklengkapan dalam tulisan ini, karena saya hanya akan menyorot beberapa sudut musik metal dan beberapa genre yang lebih ‘manusiawi’ untuk didengarkan telinga kebanyakan dan mungkin juga musik metal dari generasi sekarang.

Musik metal sebagai sebuah genre secara perlahan-lahan menemukan bentuknya, sekitar akhir dekade 60-an, dengan band seperti Steppenwolf, Black Sabbath, Deep Purple sampai Led Zeppelin dan gitaris legenda Jimi Hendrix. Mereka yang masih kita idolakan, setelah hampir 50 tahun sejak mereka berjaya. Seiring berlalunya waktu, dan band-band baru pun bermunculan. AC/DC, Judas Priest, Kiss, Van Halen, Rush adalah sebagian band baru yang membawa metal ke dalam wilayah baru, dan memelihara tradisi yang dibangun oleh pendahulunya. Setelah masa itu, kita mulai satu aliran dalam memandang sejarah musik metal dan perkembangannya. Jika musik rock diibaratkan batang sebuah pohon besar, maka metal bisa diibaratkan cabang atau ranting yang paling besar, yang tumbuh dari batang tersebut. Cabang yang lebih kecil lagi adalah New Wave Of British Heavy Metal (NWOBHM), Glam, Thrash, Doom, Death, Black, Power/Epic/Symphonic dan Progressive, dengan sederetan band seperti Iron Maiden, Saxon, Exodus, Metallica, Venom, Bathory, Death, Possessed, Candlemas, Pentagram, Manowar, Helloween, Twisted Sister, Ratt, Queensryche, Dream Theater…. dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan karena akan memakan waktu seharian.

Mereka itu adalah band-band metal yang mungkin saya dan anda sekalian sangat familiar karena memang pada masa mereka berjaya, ada masa-masa dimana kita juga sangat menggandrungi musik yang satu ini. Band-band klasik yang masuk dalam kehidupan kita sehari-hari bahkan mempengaruhi (sedikit banyak) gaya hidup kita, mulai dari baju yang kita pakai, dan segala macam pernak pernik dari band yang menjadi favorit kita pun memenuhi kamar kita masing-masing. Namun sekarang, semuanya berubah, dramatis! Dari jins dan jaket kulit berubah menjadi… entahlah, memang pakaian tidak menentukan apakah kita metalhead sejati atau bukan, yang jelas bergaya ala rapper tidak akan menyelamatkan musik metal.

Seperti yang saya sebut diatas, metal – meskipun punya beberapa ciri khas, adalah musik sekaligus gaya hidup yang akan selalu berevolusi. Dan ini adalah salah satu cara tetap bertahan, yaitu berkembang. Sehingga banyak band mulai mencampur berbagai nuansa dari yang sedikit metal sampai yang tidak metal sama sekali. Musik klasik, gothic, industrial, rap, hardcore, adalah beberapa nuansa yang diadopsi. Mereka berani ambil resiko dengan mengkombinasikan berbagai nuansa diatas seperi Faith No More, Ministry, Paradise Lost, dll, yang mungkin saja tidak bisa disebut sebagai band metal. Tapi sayang, semuanya menjadi campur aduk.

Pengusung heavy metal sejati sedang koma, dan hanya beberapa saja yang masih bertahan dengan idealisme mereka. Industri musik saat ini hanya berkepentingan dengan bisnis dan uang. Dan sejak media berpihak kepada para ‘metalhead’ baru yang menggemari Soulfly, Nightwish, Converge, Slipknot, nampaknya kancah musik metal seperti tidak punya masa depan lagi. Sayangnya, dengan hanya bermodalkan gitar elektrik, efek, ampli, kemudian menciptakan sound yang berisik, tidak akan membuat anda menjadi sebuah band metal. Kita sedang berada di era dimana nuansa baru yang diadaptasi yang sekiranya akan membuat metal lebih berkembang malah mengubur metal dalam-dalam. Nuansa-nuansa tersebut membunuh musik metal dari dalam. Evolusi tidak terjadi, malah sebaliknya, metal seperti mengalami seleksi alam. Sama seperti gothic, yang seharusnya menjadi cabang dari metal, namun sekarang band gothic malah menyebut diri sebagai band metal hanya karena mereka juga punya solo gitar untuk menjual musik mereka. Pertanyaan yang muncul sekarang adalah, musik metal seperti apa yang kita dengar saat ini? Lalu apakah band-band tersebut yang dicap ‘metal’ oleh media adalah masa depan musik metal? atau pembasmi musik metal, baik sebagai genre musik dan sebuah gaya hidup?

Seseorang bisa saja mengaku sebagai penggemar berat metal, namun selama berkaitan dengan metal, sudah terjadi salah kaprah, dan mengarah kepada eliminasi. Di mulai dari adaptasi yang seharusnya membantu musik metal bertahan. Namun sekarang metal sendiri menjadi nomor sekian. Arus sungai tidak akan berbalik arah, dan saya tidak bisa memprediksi seperti apa musik metal di masa mendatang. Musik underground masih bertahan, masih banyak band metal diluar sana yang benar-benar memainkan musik metal, baik yang lama ataupun yang baru. Mastodon, Gojira, Opeth, dan banyak band generasi muda masih mengusung metal klasik 80-an. Jadi, masih ada angin segar, kesempatan untuk bertahan dan menyelamatkan musik metal sebagai sebuah gaya hidup dan tidak hanya sebuah genre musik. Heavy Metal is The Law!